Investor disarankan memilih sejumlah saham yang tidak terlalu terpengaruh berfluktuasinya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.
Berikut, penuturan dua orang analis mengenai saham-saham yang layak beli pada transaksi hari ini, Rabu 16 Februari 2011, karena memiliki fundamental menjanjikan dan selalu diburu investor.
Mastono Ali, analis PT CIMB Securities Indonesia berpendapat, saham-saham seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) masih menarik diakumulasi pelaku pasar.
"Saham-saham ini direkomendasikan pada tahun ini," ujarnya saat dihubungi VIVAnews di Jakarta.
Sebab, kata dia, saham-saham tersebut memiliki fundamental menjanjikan dan tidak terlalu terpengaruh pada pergerakan indeks saham gabungan di bursa. "Saham-saham komoditas terkait harga komoditi yang cenderung meningkat dan laju inflasi yang naik," ujar Mastono.
Sedangkan Gudang Garam, lanjut Mastono, terkait konsumsi rokok yang meningkat meski ada larangan. "Kalau UNTR, masuk sektor alat berat yang mendukung operasional tambang dan perkebunan," ujarnya.
Di tempat terpisah, pengamat pasar modal Deni Hamzah menuturkan, investor sepertinya mulai mengakumulasi saham berkapitalisasi pasar besar pada perdagangan hari ini. "Sebab, harganya dalam dua terakhir perdagangan (pekan lalu) sudah turun," kata dia.
Adapun saham tersebut, dia merekomendasikan saham PT Astra International Indonesia Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Tidak hanya itu, Deni juga masih merekomendasikan saham berbasis komoditas, seiring kinerja saham komoditas yang baik saat IHSG berfluktuasi sejak awal tahun ini. "Sahamnya di antaranya BUMI (PT Bumi Resources Tbk) dan PTBA (PT Bukit Asam Tbk Tbk)," ujarnya.
Sementara itu, IHSG menguat 25 poin atau 0,73 persen di posisi 3.416,77 pada transaksi Senin 14 Februari 2011, di mana kontribusi terbesar ditopang penguatan sektor industri dasar yang menguat 18,83 poin (2,18 persen) ke level 978.405, perkebunan naik 26,74 poin atau 1,32 persen di posisi 2.050,86, tambang naik 25,58 poin atau 0,83 persen ke level 3.106,86, dan barang konsumsi (consumer good) naik 0,27 poin (0,02 persen) ke 978.405, serta bank yang naik 4,86 poin atau 1,14 persen menjadi 428.512.
Seperti diketahui, saham sektor komoditas perkebunan dan tambang seperti ITMG dan AALI berhasil menguat banyak dan mendukung penguatan indeks pada penutupan perdagangan awal pekan ini.
ITMG menduduki posisi dua saham penopang peningkatan indeks dengan kenaikan harga sebesar Rp950 atau 2,14 persen pada posisi Rp45.200. Pada perdagangan Senin, saham ini tidak seluruhnya terjadi transaksi (done), sehingga memiliki sisa penawaran beli tinggi (bid) yaitu mencapai 403 lot. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebanyak 3.435 lot.
Saham AALI berada di posisi ketiga saham pendukung terangkatnya IHSG, karena menguat Rp750 (3,37 persen) ke level Rp23.000. Saham grup Astra ini mencatat kejadian transaksi mencapai 3.947 lot, sedangkan sisa penawaran beli hanya sebanyak 178 lot.
Sedangkan komoditas lain, PTBA, tercatat masuk dalam urutan 11 besar daftar efek yang menguat paling banyak pada perdagangan Senin. Saham tambang ini menguat Rp300 atau 1,55 persen menjadi Rp19.700. Saham tersebut menyisakan sisa penawaran beli mencapai 1.177 lot, tetapi transaksi yang terjadi mencapai 5.392 lot.
Saham komoditas berikutnya, LSIP masuk dalam posisi 13 saham penopang penguatan IHSG karena mengalami penguatan harga Rp200 (1,83 persen) di posisi Rp11.100, mencatat sisa penawaran beli mencapai 1.793 lot dan terjadi transaksi sebanyak 8.099 lot.
Sedangkan saham komoditas yakni Bumi Resources bercokol di posisi 49, dengan harga saham naik Rp25 (0,91 persen) di posisi Rp2.750. Saham ini terjadi transaksi 132.111 lot, dengan sisa penawaran beli sebanyak 44.334 lot.
Sementara itu, posisi pertama daftar saham menguat banyak diduduki ASII yang mencatat peningkatan harga sebesar Rp1.150 atau 2,37 persen menjadi Rp49.000, dengan menyisakan penawaran beli sebanyak 581 lot dan terjadi transaksi mencapai 8.564 lot.
Kemudian, saham dengan UNTR berada di urutan empat dalam daftar saham pendukung penguatan IHSG, karena harganya naik Rp650 (2,88 persen) ke level Rp23.200. Saham ini terjadi transaksi sebanyak 6.896 lot, dengan sisa penawaran beli hanya mencapai 752 lot.
Sedangkan saham Bank Central Asia berada di posisi 14 saham paling banyak naik harganya, karena menguat Rp150 atau 2,52 persen menjadi Rp6.100. Saham ini menyisakan penawaran beli hanya sebanyak 9.641 lot dan terjadi transaksi mencapai 9.641 lot.
Saham bank lainnya yakni BMRI dan BBNI masing-masing bercokol di urutan 31 dan 42 saham penopang pergerakan positif IHSG. BMRI naik Rp50 (0,90 persen) ke level Rp5.600, dengan terjadi transaksi 67.698 lot dan menyisakan penawaran beli 31.367 lot.
BBNI berhasil menguat Rp25 atau 0,72 persen menjadi Rp3.450, di mana penawaran beli mencapai 46.417 lot dan terjadi transaksi hanya 34.423 lot.
Sementara itu, GGRM mengalami penurunan harga Rp50 (0,14 persen) di posisi Rp34.150, dengan sisa penawaran beli sebanyak 81 lot dan transaksi mencapai 1.922 lot. (hs)